Pamekasan | Madurakita.com – Himpunan Petani Tembakau Madura (HPTM) resmi membatalkan rencana demonstrasi besar-besaran di depan Kantor Bea Cukai Madura yang sedianya digelar pada Rabu (8/10). Sebagai gantinya, para petani dan pelaku industri hasil tembakau lokal memilih menempuh jalur audiensi sebagai langkah diplomatis dalam menyampaikan aspirasi.
Koordinator Lapangan HPTM, Zaini Wer-wer, menyatakan keputusan tersebut diambil sebagai bagian dari strategi perjuangan yang lebih efektif tanpa harus menimbulkan kegaduhan publik.
“Dalam perjuangan, kita harus pakai taktik. Tidak bisa asal turun ke jalan tanpa memahami medan. Kami tidak ingin Pamekasan dicap sebagai sarang rokok ilegal di mata publik nasional,” ujar Zaini, Selasa (08/10/2025).
Meskipun aksi massa dibatalkan, semangat protes para petani tidak surut. HPTM tetap melancarkan aksi simbolik dengan menyebarkan sedikitnya 500 spanduk di berbagai titik strategis di wilayah Pamekasan. Spanduk tersebut berisi pesan-pesan kritis terhadap kebijakan cukai rokok yang dinilai memberatkan industri tembakau lokal.
Beberapa spanduk bertuliskan: “Jangan ganggu Madura, selamatkan industri hasil tembakau Madura”, “Harga cukai mahal, tembakau Madura tidak terjual”, serta “Satgas cukai, datanglah ke Madura membawa solusi, jangan hanya membawa misi.”
HPTM menilai kebijakan cukai saat ini tidak berpihak kepada pelaku industri kecil-menengah. Mereka juga menuding negara lebih banyak memberikan ruang kepada perusahaan besar, sementara industri tembakau lokal justru semakin terhimpit.
“Industri hasil tembakau Madura adalah jalan hidup kami. Kalau ini dimatikan, sama saja memutus urat nadi ekonomi masyarakat,” tegas Zaini.
HPTM berharap pemerintah bersedia membuka ruang dialog dan menyerap aspirasi petani serta pelaku industri lokal secara langsung, guna menemukan solusi atas persoalan yang mereka hadapi.
Penulis : red
Editor : redaksi
Sumber Berita : Liputan Langsung