Petani Tembakau Madura Batalkan Aksi Demo, Pilih Tempuh Jalur Audiensi

- Wartawan

Rabu, 8 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

salah satu bener di depan Bea Cukai Madura wujud perlawanan petani (Madurakita.com)

salah satu bener di depan Bea Cukai Madura wujud perlawanan petani (Madurakita.com)

Pamekasan | Madurakita.com – Himpunan Petani Tembakau Madura (HPTM) resmi membatalkan rencana demonstrasi besar-besaran di depan Kantor Bea Cukai Madura yang sedianya digelar pada Rabu (8/10). Sebagai gantinya, para petani dan pelaku industri hasil tembakau lokal memilih menempuh jalur audiensi sebagai langkah diplomatis dalam menyampaikan aspirasi.

Koordinator Lapangan HPTM, Zaini Wer-wer, menyatakan keputusan tersebut diambil sebagai bagian dari strategi perjuangan yang lebih efektif tanpa harus menimbulkan kegaduhan publik.

“Dalam perjuangan, kita harus pakai taktik. Tidak bisa asal turun ke jalan tanpa memahami medan. Kami tidak ingin Pamekasan dicap sebagai sarang rokok ilegal di mata publik nasional,” ujar Zaini, Selasa (08/10/2025).

Meskipun aksi massa dibatalkan, semangat protes para petani tidak surut. HPTM tetap melancarkan aksi simbolik dengan menyebarkan sedikitnya 500 spanduk di berbagai titik strategis di wilayah Pamekasan. Spanduk tersebut berisi pesan-pesan kritis terhadap kebijakan cukai rokok yang dinilai memberatkan industri tembakau lokal.

Beberapa spanduk bertuliskan: “Jangan ganggu Madura, selamatkan industri hasil tembakau Madura”, “Harga cukai mahal, tembakau Madura tidak terjual”, serta “Satgas cukai, datanglah ke Madura membawa solusi, jangan hanya membawa misi.”

HPTM menilai kebijakan cukai saat ini tidak berpihak kepada pelaku industri kecil-menengah. Mereka juga menuding negara lebih banyak memberikan ruang kepada perusahaan besar, sementara industri tembakau lokal justru semakin terhimpit.

“Industri hasil tembakau Madura adalah jalan hidup kami. Kalau ini dimatikan, sama saja memutus urat nadi ekonomi masyarakat,” tegas Zaini.

HPTM berharap pemerintah bersedia membuka ruang dialog dan menyerap aspirasi petani serta pelaku industri lokal secara langsung, guna menemukan solusi atas persoalan yang mereka hadapi.

Penulis : red

Editor : redaksi

Sumber Berita : Liputan Langsung

Berita Terkait

Usai Kebakaran, Wabup Pamekasan H. Sukriyanto Kunjungi Korban di Proppo
Polisi Ringkus Warga Sumenep Residivis Kasus Kekerasan Seksual di Pamekasan
Eks Penasehat Bupati Pamekasan Datangi DPRD, Minta Pemakzulan Segera Diproses
Kecelakaan Beruntun di Waru Pamekasan, Empat Kendaraan Terlibat, Lima Orang Luka-Luka
Transisi ke Kementerian Baru, Hj. Ansari Dorong Layanan Haji 2026 Lebih Profesional
Sulaisi Abdur Razaq: Tayangan Trans7 Telah Lukai Martabat Kiai dan Dunia Pesantren
PGMI Jatim dah Tokoh Pesantren Minta Media Nasional Hati-Hati Angkat Tema Tentang Pesantren
Forum Alumni Santri Nusantara Pamekasan Kecam Keras Tayangan TV Nasional
HPTM menilai kebijakan cukai saat ini tidak berpihak kepada pelaku industri kecil-menengah. Mereka juga menuding negara lebih banyak memberikan ruang kepada perusahaan besar, sementara industri tembakau lokal justru semakin terhimpit.

Berita Terkait

Minggu, 19 Oktober 2025 - 13:20 WIB

Usai Kebakaran, Wabup Pamekasan H. Sukriyanto Kunjungi Korban di Proppo

Minggu, 19 Oktober 2025 - 05:47 WIB

Polisi Ringkus Warga Sumenep Residivis Kasus Kekerasan Seksual di Pamekasan

Jumat, 17 Oktober 2025 - 13:07 WIB

Eks Penasehat Bupati Pamekasan Datangi DPRD, Minta Pemakzulan Segera Diproses

Jumat, 17 Oktober 2025 - 06:52 WIB

Kecelakaan Beruntun di Waru Pamekasan, Empat Kendaraan Terlibat, Lima Orang Luka-Luka

Selasa, 14 Oktober 2025 - 07:38 WIB

Sulaisi Abdur Razaq: Tayangan Trans7 Telah Lukai Martabat Kiai dan Dunia Pesantren

Berita Terbaru